Blog Image Default

By Suci Resmiyati

..............................

Dia mempunyai postur tubuh yang tinggi besar dengan kulit yang lumayan bersih, mata yang bening, berhidung mancung dan berbibir tebal. Penampilannya pun rapi.  Pertama kali aku melihatnya, dalam benakku berkata wow kok ada cowo ganteng di sini, di PT/ Training Centre tempat proses para calon tenaga kerja ke Luar Negri. Arya nama kerennya dia. Penampilan, cara berjalan, cara berbicara dan tingkah lakunya persis seperti laki-laki. Makanya kalau dilihat secara sekilas, dia adalah laki-laki, tapi dia seorang perempuan. Dia memang bisa dibilang cover TB -nya PT yang sudah terkenal untuk anak tujuan Malaysia, Singapur dan Hong Kong. Sudah tidak aneh kalau semua orang di PT tahu dia, karena ternyata dia juga sudah lumayan lama di PT walau belum dapat job. Kebetulan, ternyata kita satu tujuan, yaitu ke Hong kong. Kita satu ruangan, satu kelas, akhirnya kita pun berkenalan. Dia baik, pengertian, perhatian, dan suka bercanda, makanya banyak orang yang suka sama dia. Lama-lama kita pun akrab. Kadang makan bareng, main bareng dengan yang teman-teman yang lain juga. Nah, di PT kami pada hari Sabtu dan Minggu libur belajarnya, karena biasanya itu hari untuk mendapatkan kunjungan keluarga. Hari Sabtu dan Minggu juga hari untuk bersih-bersih. Setelah bersih-bersih, kalau tidak piket masak, kita pun santai. Yah… awal-awal sih, saya hanya merasa kita berteman biasa seperti dengan teman yang lainnya. Lah waktu itu di malam Minggu tiba-tiba saya dikasih surat dan coklat. Sontak saya kanget apaan ini tanya saya ke Arya.

 

Arya: buat kamu!

Cinta: apaan si?

Arya: nanti kamu buka juga akan tahu!

 

Dan kemudian dia menepi ke tembok dan lari wuzzzzzzzzzzzzzzzz  entah ke mana. Saya kembali ke ranjang dan buka itu surat dan coklat dari si Arya. Isi suratnya:

 

Dear: Cinta

 

Salam Sayang,

Bandung dulu baru Jakarta senyum dulu baru dibaca!

Dengan datangnya suratku ini kamu pasti terkejut, bahwa setiap kali aku melihat dan memandang wajahmu yang mungil dan dengan senyummu yang manis serta lirikan matamu yang tajam membuat saya tidak bisa tidur selalu terbayang-bayang akan kamu. Cinta, saya tahu saya lancang mengutarakan ini, tapi saya sayang sama kamu. Cinta, saya sudah tidak bisa memendam rasa ini, jadi aku beranikan diri untuk melayangkan surat ini supaya kamu tahu aku padamu heehehehe.

Sekian dulu surat dariku, empat kali empat : enambelas, sempat tidak sempat harus dibalas! Saya tunggu balasan darimu, Cinta! Saya agak maksa ini loh ya!

 

Dariku

Arya Kamandanu

Yang menyayangimu.

 

Itulah isi surat dari si TB Arya, semenjak itulah dia bertingkah aneh - suka mlipir-mlipir di tembok untuk mengintai dan ngawasin saya. Ketika di dalam kelas, dia selalu memandangi saya ke belakang karena dia memilih duduk di depan untuk mengintai saya. Makanan saya juga sering dia ambilin dan segala sesuatu buat saya diperhatikan. Perhatiannya melebihi perhatian laki-laki tulen. Suratnya pun tidak langsung saya balas. Saat itu pas saya pulang dari senam, saya dicegat  di tangga. Dengan gaya laki-lakinya itu, dia menanyakan balasan suratnya:

 

Arya: Cinta, mana balasan suratnya?

Cinta: surat apaan sih? (saya berpura-pura)

Arya: lah surat yang kemarin itu lah… Masa lupa, saya serius loh ini!

Cinta: saya belum buka lah. (padahal saya lagi mikir cari alasan)

Arya: balas cepat ya, Cinta. saya menunggunya loh ya! saya sayang kamu!

 

Kemudian Si Arya menepi sambil melirik ke saya dan lari wuuuuzzzzzzzzzzzzz menemui teman-teman yang lain. Saya jadi gak nyaman karena saya dalam pengawasannya sekarang. Kebetulan saya jadi ketua untuk yang tujuan Hong Kong, jadi saya sibuk dan itu buat alasan saya untuk tidak membalas surat si Arya. Tapi dia tidak menyerah begitu saja dengan suratnya yang tidak dibalas, setiap kali di kelas dia selalu kirim note ke saya. Dengan kata-kata gombalannya seperti: Cintaku, Sayangku, manisku, dan sebagainya. Sehari saya bisa dapat 10 lembar note,  kadang lebih. Balasan note-nya cuma saya plorokin dia. Akhirnya saya balas juga suratnya.

 

Dear: Kak Arya

 

Salam,

Langsung saja ya Kak Arya, saya ucapkan banyak terimakasih atas surat, coklat dan perhatian dari kak Arya. Kak Arya sangat baik dan perhatian ke saya, tapi saya anggap kak Arya ini sebagai kakak saya. Saya harap kak Arya mengerti saya sayang kak Arya sebagai kakak, tidak lebih. Saya harapkan kak Arya lebih focus belajar bahasa, segera dapat job dan terbang ke Hong Kong. Amin. Sekian coretan dariku, semoga kak Arya sukses dan sehat selalu.

 

Dariku,

Cinta 

 

Setelah itulah saya terbang ke Hong Kong, jadi saya bisa menghindar dari dia. Beberapa bulan kemudian, dia juga terbang ke Hong Kong dan mencari saya. Tapi hari libur saya bukan hari Minggu, jadi dia tidak bisa ketemu saya. Dari situlah lama-lama kita sudah tidak berkomunikasi, pudar dengan sendirinya. Namun, semoga dia sukses dan sehat.